[Review Buku] Ketika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan Karya Jeon Seunghwan

Layaknya kesedihan dan rasa sakit yang memiliki banyak bentuk, kita pun perlu bentuk penghiburan yang beragam. Kita perlu menghibur diri sendiri , perlu juga penghiburan dari orang lain. Akan sangat baik ketika kita punya teman di kala kita sedang merasa kesulitan. Meski mereka tidak sepenuhnya  bisa mengerti semua isi pikiran kita, tapi hanya dengan mengeluarkan isi hati saja sudah menjadi penghiburan bagi bagi diri sendiri, begitu pula sebaliknya ketika kita sedang menghibur seseorang, kita pun sebenarnya sudah mendapat penghiburan. Penghiburan adalah cara sesama untuk saling berbagi perasaan. Asalkan disertai ketulusan, penghiburan bisa jadi penenang hati bagi semua orang. (halaman 6)

Book details:

Judul bukuKetika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan
PenulisJeon Seunghwan
Alih bahasaGitta Ananda Lestari
PenerbitPT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit2021
Halaman268 Halaman
ISBN978-602-06-5629-8
KategoriSelf Improvement 16+

Blurb:

Ketika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan.

Kalimat-kalimat kehidupan yang mengembalikan diriku yang hilang.

Apa yang benar-benar aku inginkan? Apakah aku sudah hidup dengan benar? Bagaimana aku harus menjalani hidup ke depannya? Kehidupan laksana rangkaian pertanyaan yang tiada berakhir. Menemukan jawabannya dengan kekuatan sendiri tidaklah mudah.

  • Mengapa hatiku selalu merasa sepi dan hampa?
  • Mengapa bertemu orang lain menjadi hal yang melelahkan?
  • Mengapa aku tidak merasa bahagia padahal sudah menjalani hidup dengan sebaik-baiknya?
  • Apakah hidup tanpa jiwa seperti ini bisa disebut kehidupan?

Kalau pertanyaan-pertanyaan seperti it uterus berputar di kepala, kita jadi kelelahan dan kehilangan semangat melakukan segala hal. Kita bisa jadi sering menangis tiba-tiba. Tangisan itu muncul dari luapan emosi kita yang terpendam ketika menjani hari-hari yang sibuk—tak punya waktu untuk menenangkan hati dan tubuh yang letih atau memikirkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Sejak tahun 2021, Jeon Seunghwan membagikan berbagai kalimat baik melalui berbagai aktivitas di “thebookworm” lewat media Facebook, Kakao Story, dan sebagainya. Banyak orang dari berbagai generasi, pekerjaan, dan gender merasa terinspirasi dan mengatakan tulisan tersebut bagaikan “kalimat yang mengerti isi pikiran saya.”

Selain Ketika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan, beliau telah menebitkan beberapa buku, diantaranya Terima Kasih Diriku dan Menjalani Kebahagiaan.

Tidak banyak orang yang bisa menemukan kesedihan hingga ke tempat yang terdalam seperti dasar hati kita, lalu menemukan penghiburan di situ. Satu-satunya orang yang bisa melakukannya hanyalah diri kita sendiri. Memang ada saatnya kita sangat membutuhkan penghiburan dari orang lain. Artinya, kita butuh waktu untuk meluapkan kesedihan kita sambil bersandar ke orang lain. Namun terkadang, kita juga perlu menghibur diri dengan menghadapi kesedihan tersebut secara langsung. Ketika itulah kalimat di buku ini datang menghampiri, menjulurkan tangan sambil berbicara: “Pusatkan perhatiaanmu pada perasaan dan hatimu karena aku akan berada disampingmu.”

Hal-hal menarik dari buku ini”

  • Saya suka cover-nya, minimalis dan pas banget dengan judulnya.
  • Buku ini ditulis dengan gaya bahasa ringan. Penulis banyak mengutip dari buku atau tokoh terkenal sehingga memperkaya pembahasan. Ada 100 lebih kutipan kalimat inspiratif dari berbagai buku dan tokoh. Beberapa buku yang disebutkan penulis, sudah pernah saya baca, beberapa masih dalam wishlist book, dan beberapa lagi baru tahu.
  • Isinya tidak hanya tentang kegalauan karena tidak tahu apa yang kita mau, juga tidak tahu mau ngapain. Isinya lebih banyak dan lebih luas tentang kesedihan, kecemasan, kebencian, kesepian penghiburan, penyemangat, hubungan dengan sesama manusia dan tentang menjadi diri sendiri.
  • Ada hal yang saya suka dari buku ini yaitu tentang masalah jarak. Bahwa setiap orang memiliki ruang pribadi masing-masing, tidak hanya jarak fisik, tetapi juga jarak mental yang membuat nyaman. Jarak ini jangan kita abaikan hanya karena alasan kedekatan.
  • Penulis, menyertakan sumber kalimat inspiratifnya berasal dari buku apa saja (asyik juga, jadi kalau penasaran sama buku-buku yang belum pernah baca, bisa ditandain judulnya dan bisa masuk wishlist book).

Baca juga: Istilah-Istilah dalam dunia perbukuan

Berikut beberapa kutipan favorit dalam buku ini:

  1. Ucapan yang terlihat jelas bisa disertai ketulusan akan menjadi penghiburan amat besar. Di dunia ini tidak ada penghiburan yang sempurna. Namun, karena itulah kita selalu berusaha untuk mengerti perasaan kita satu sama lain. (halaman 7)
  2. Kita harus merasakan rasa sakit agar bisa mengobati luka sendiri. (halaman 13)
  3. Namun, terlepas apakah hubungan kita dengan orang lain akrab atau tidak, kita harus selalu berhati-hati dalam berucap dan bertindak—serta perlu menjaga jarak yang pantas. Karena ketika kita gagal menjaga jarak yang wajar, kesalahpahaman yang tak terduga sangat gampang muncul. (halaman 22)
  4. Hidup kita bisa menjadi kurang bahagia ketika kita tidak bisa menjaga diri sendiri. Karena, waktu kita terlalu banyak termakan oleh kekhawatiran yang tidak perlu, atau memikirkan masalah lain yang tidak berkaitan dengan kita. Kebahagiaan dan kemalangan adalah sesuatu yang kita buat sendiri. (halaman 56)
  5. Namun, saat berada di semua masa sulit seperti apa pun, sangat penting untuk bisa mencari secercah harapan dan cinta. Karen ketika kita berhasil bertahan dari dinginnya musim, ketika berhasil menemukan kehangatan kecil di sisi kita, tidak terasa musim semi akan diam-diam datang kembali menghampiri kita. (halaman 74)
  6. Sebagian besar kehidupan kita diisi oleh kejadian sederhana dan biasa. Saya berniat menjadi orang yang tahu betapa berharganya hari-hari tersebut, dan yang tahu cara menghargai hal-hal kecil. Serta, juga berniat memberikan lebih banyak perhatian terhadap hal-hal kecil yang dilakukan orang terkasih kita dan menghargainya. (halaman 92)
  7. Hari demi hari yang diberikan hanyalah milik kita seorang. Orang terhebat pun tidak bisa menggantikan orang lain untuk hidup, dan mustahil untuk menjalani hidup yang sama persis dengan orang lain. Kita hanya satu di dunia ini. Ingatlah akan hal itu serta hidup dengan berbahagia dengan lebih menghargai dan mencintai diri sendiri. Kehidupan hanya bisa dibuat oleh diri sendiri, bukan orang lain. (halaman 105)
  8. Namun, untuk hidup lebih bahagia, kita membutuhkan pertemanan. Kita perlu orang untuk berbagi cerita saat seang, sedih, lelah, gembira, atau marah. Teman yang dapat ditemui secara terbuka tanpa harus berusaha keras, teman yang bisa membuat kita melepas ketegangan di zaman yang serba sibuk dan tegang ini, dan menjadi diri sendiri. (halaman 198)
  9. Sesungguhnya bagi orang yang tidak menulis, dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk bisa menjadi seorang penulis. Kita bisa membandingkan karya kita dengan orang lain dan menjadi rendah diri, atau takut terhadap penilaian orang lain. Namun, jika kita hidup dengan ketakutan terus-menerus, kita tidak bisa menulis apa pun. (halaman 227)
  10. “Nak, keadaan apa pun yang kauhadapi, kehidupan adalah sesuatu yang indah.” (halaman 243)
  11. Saya merasa bahagia dalam proses pembuatan buku ini. Lewat kalimat-kalimat yang berasal dari buku yang kita sukai atau mengandung kata-kata bijak dalam hidup, kita dapat meraih kekuatan untuk memperbaiki dunia ini dan mengendalikannya. Saya sangat berharap melalui buku ini kita dapat menemukan kalimat yang menyentuh hati kita dan mengubah hidup kita. (halaman 259)

Note: saya baca buku resminya di Gramid (Gramedia Digital). Sumber foto Gramedia.com

Happy reading! 🙂

Baca juga review buku-buku literatur Korea Selatan:

  1. Tenang, Semua akan Baik-Baik Saja karya Jedit
  2. The Time We Walk Together karya Lee Kyu Young
  3. Nyaman Tanpa Beban karya Kim Suhyun
  4. Nunchi Seni Membaca Pikiran dan Perasaan Orang Lain karya Euny Hong
  5. Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang, karya Jeong Moon Jeong
  6. Hidup Apa Adanya, karya Kim Suhyun
  7. Menyakitkan Tapi Tak Seburuk yang Kupikirkan, karya Lee You-Jeong
  8. I’ll Go To You When The Weather is Nice, karya Lee Do Woo
  9. Letterbox 110 karya Lee Do Woo
  10. I See You Like A Flower, karya Na Tae Joo
  11. Siapa yang datang ke pemakamanku saat aku mati nanti? karya Kim Sang Hyun
  12. The Things You Can See Only When You Slown Down, karya Haemin Sunim
  13. Santai Aja, Namanya Juga Hidup, karya Yozuck
  14. 1 CM Between Me and You, karya Kim Eun Ju
  15. The Power of Language karya Shin Do Hyun dan Yoo Na Ra
  16. I Want to Die But I Want To Eat Tteokpokki karya Baek Sa Hee
  17. I Want to Die But I Want To Eat Tteokpokki 2 karya Baek Sa Hee
  18. Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah karya Kwon Robin
  19. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah karya Geulbaewoo
  20. The Little Book of Skincare – Rahasia Kecantikan Korea
  21. Nyaman Tanpa Beban
  22. Kepribadian Berdasarkan MBTI karya Kim Sona
  23. Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa karya Kim Haenam dan Park Jongseok
  24. Ketika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan karya Jeon Seunghwan

Leave a comment