[Review Buku] Pembaca Bintang di Kedai Kopi Bulan Purnama karya Mochizuki Mai

“Yang ada di dunia ini adalah prinsip cermin, yaitu prinsip ‘apa yang kau lakukan kelak akan memantul dan kembali ke diirmu sensiri.’ Jika kau melukai seseorang, itu akan memantul dan kembali padamu secara besar-besaran.” (halaman 147)

Book details:

Judul bukuPembaca Bintang di Kedai Kopi Bulan Purnama
Penulis / TextMochizuki Mai
IlustrasiSakurada Chiciro
PenerjemahRibeka Ota
PenerbitPenerbit Baca
TerbitCetakan I: Juli 2022
Tebal288 halaman
ISBN978-602-6486-77-6
KategoriNovel (Terjemahan)

Baca juga: Hidup tenang dengan konsumsi buku Original bukan bajakan

Blurb:

“Kedai Kopi Bulan Purnama” tak punya lokasi tertentu. Kadang di jalan pertokoan yang kau kenal baik, kadang di stasiun penghabisan, kadang di bantaran sungai yang sunyi. Kedai ini berpindah-pindah tempatnya, muncul di mana saja sesuka hati. Dan, di kedai ini para tamu takkan ditanyai pesanan.

Serikawa Mizuki, pengarang skenario drama TV yang pernah jaya, kini mengalami kemerosotan dalam kariernya. Ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya, ia mendapatkan sehelai kartu nama bertuliskan “Kedai Kopi Bulan Purnama”. Ia menemukan kedai itu di bantaran Sungai Kamo lalu disediakan suguhan manis istimewa serta dibaca “bintang” oleh sang master, seekor kucing raksasa belang tiga.

Akari, Satsuri, Megumi, dan Mizumoto juga menemukan “Kedai Kopi Bulan Purnama” nan ajaib itu dalam jalan hidup masing-masing. Tersingkaplah hubungan antara kelima tokoh itu pada masa silam…

Melalui suguhan manis istimewa yang penuh makna dan bimbingan sang master beserta kucing-kucing dan anak buahnya, pintu ke dunia baru terbuka di hadapan mereka yang mulai mengenal diri mereka masing-masing.

 

Novel terjamahan ini judul aslinya dalam edisi asli bahasa Jepang adalah Mangetsu Kohiten No Hoshiyomi. Terjemahannya di terbitkan oleh Penerbit Baca. Dalam novel ini, fokus ceritanya pada “bintang” atau astrologi sebagai arahan hidup dari masing-masing karakter. Meskipun sebenarnya saya tidak percaya dengan yang namanya zodiak dan astrologi, tapi sebagai pengatahuan, rasanya cukup seru membaca buku ini, cara penyampaian ceritanya tidak menggurui, terkesan mengalir begitu saja. Baca buku ini tidak memerlukan waktu lama dan cocok dibaca pas sedang santai. Di luar astronomi yang di angkat sebagai cerita, saya sangat suka karakter-karakter kucingnya. Mungkin kalau kamu pecinta kucing, bisa jadi kamu merasa terhibur dengan beberapa karakter kucing dalam novel ini. Saya suka Sang Master Kucing.

Hal-hal menarik dari buku Kedai Kopi Bulan Purnama:

  • Saya sangat menyukai cover-nya. Gambar kucing yang menggemaskan, dipadu dengan sampul warna navy, sangat memanjakan mata saya.
  • Saya suka ide ceritanya, membuat saya berkhayal seandainya saya bisa ngobrol sama kucing #mulaihalu -__-
  • Ini novel pertama bertemakan tentang astronomi yang baru saya baca. Unik dan sangat menarik, apalagi buku ini kolaborasi antara dua wanita yaitu  Mochizuki Mai yang menulis teks, dan Sakurada Chiciro yang membuat ilustrasi.
  • Meskipun dalam novel ini berfokus pada unsur magis, tapi latar belakang cerita-cerita dari para tokohnya juga mencerikan kehidupan yang relate dengan saat ini. Masalah tentang kehidupan, serta hubungan dengan masa lalunya juga dijelaskan oleh penulisnya dengan baik.
  • Cerita favorit saya dari buku ini yaitu bagian satu dan bagian dua.
  • Makanan-makanan yang disajikan di dalam Kedai Kopi Bulan Purnama sungguh menarik, saya pengen cobain panekuk mentega bulan pertama. Terus ada menu lain seperti trifle, Affogato es krim, kopi cahaya bulan, fondant au chocolate, soda float merkurius.
  • Dibuku ini juga disebutkan beberapa lagu dari Sonata Pathetique à Beethoven, Simfoni Pastral à Bethoven, Nessun Dorma à Turandot, salut d’amour à Elgar.
  • Ada banyak gambar menarik, duh gambar-gambar kucingnya super menggemaskan sekali.
  • Pesan yang disampaikan dalam buku ini salah satunya betapa pentingnya “mengenal diri sendiri.”
  • Terjemahannya sangat nyaman dibaca. Terima kasih kepada yang sudah menerjemahkan buku ini.
  • Kalau kamu suka literatur Jepang, dan suka buku setipe seperti judul lain yang sudah diterjemahkan: Keajaiban Toko Kelontong Namiya, Before The Coffee Gets Cold (atau versi novel terjemahannya Funiculi Funicula 1, Funiculi Funicula 2), buku ini rekomen untuk dibaca.

Karakter-karakter dalam buku: Serikawa Mizuki, Nakayami Akari, Sang Master Kucing, Saturnus di Kucing Tuksedo, Uranus di Kucing Singapura, Jiro, Tsukada Takumi, Ayukawa Satsuki, Si Kucing Persia – Venus, Mizumoto Takeshi, Yasuda Yuichi, Hayakowa Megumi, Kucing Persia – Chincilla, dll.

Berikut ini kutipan-kutipan favorit saya dalam buku Kedai Kopi Bulan Purnama:

  1. Kala mengalami kesulitan, siapa pun harus menangis dengan benar. Air punya khasiat mengalirkan segala-galanya. (halaman 55)
  2. “Pada tiap-tiap masa ada hal-hal yang harus dipelajari, dan apabila hal-hal itu tidak dipelajari dengan baik, siapa pun diharuskan menempuh pejaran tambahan.” (halaman 60)
  3. Percintaan pun harus dihadapi dengan benar. Jika tidak, akibatnya begitulah. Segala sesuatu adalah hasil yang diundang oleh diri sendiri.” (halaman 64)
  4. “Pada masa pelajaran tambahan, apa yang seharusnya dilakukan?” “Pertama-tama, mengenal diri sendiri dengan baik.” (halaman 66-67)
  5. Keberanian yang dikumpulkan mati-matian itu biasanya langsung buyar dengan mudah sekali tertiup angina kencang bernama “penolakan”. Pantang mundur itu hanya bisa dilakukan oleh ornag yang punya kepercayaan diri. (halaman 109)
  6. Memang benar, soal pernikahan jelas beda tiap orang. Ada yang berjumpa jodohnya secara begitu alami dan menikah tanpa kendala dengan direstua orang tua kedua pihak.  (halaman 142)
  7. “Pesona orang yang sudah menikah baru bisa diwujudkan berkat dukungan pasangannya. Baik pakaian yang berselera tinggi, kesan peduli kepada kebersihan, maupun keleluasaan hatinya baru dapat diwujudkan berkat adanya pasangan. Sama sekali tak mengherankan jika orang yang sudah menikah memiliki pesona yang tak dimiliki bujang yang menempuh hidup seorang diri.” (halaman 145)
  8. Kalau tersesat di jalan, orang berhenti berjalan untuk memeriksa peta. (halaman 150)
  9. Agar jangan terhanyut dalam godaan yang hanya terasa manis, dan janhan lupa kepahitan yang sedang dialami. (halaman 154)
  10. Agar dapat memiliki hati yang lapang, penting juga kau sekali-kali memanjakan dirimu sendiri sepuasnya. Terus, kurang baik juga jika kau terikat dengan norma sosial ketat yang kau buat sendiri sehingga mengabaikan hatimu. Lebih baik membebaskan dan menerimanya baik-baik. Kurasa, aku sudah paham bahwa penting bagiku untuk memaafkan dan memanjakan diriku sendiri. (halaman    157)
  11. Sebelum kau mengetahui diri sendiri dan bisa menerimanya, kau takkan bisa bergerak selangkah pun dari situ.” (halaman 160)
  12. Aku akhirnya bisa menerima hatiku yang sungguh-sungguh tulus dan jujur kepada diriku sendiri. (halaman 161)
  13. Berkat dengan mengenal diri sendiri dan dapat menerimanya, lalu dihibur oleh hidangan manis yang enak, sesuatu yang dulu tersangkut di bagian dalam tenggorokanku dan sesuatu yang berat di dalam hatiku sudah lenyap dengan bersih. (halaman 162)
  14. Konon tidur sebentar memberi pengaruh bagus secara mental, barangkali memang begitulah kenyataannya. (halaman 188)

Happy reading! 🙂

Note: saya beli buku ini Penerbit Baca

Saya tidak tahu apakah di semua buku dapat atau tidak, alhamdulillah saya dapat post card menggemaskan ini di dalam bukunya:

Jika tertarik dengan buku-buku literatur Jepang, silakan bisa baca berikut ini:

  1. Mukjizat Enzim
  2. Terapi Enzim 7 Kunci Rahasia Menuju Hidup Sehat
  3. Hello, Habits karya Fumio Sasaki
  4. Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan karya Tsuneko Nakamura dan Hiromi Okuda
  5. The Life Changing Magic of Tidying Up Seni Beres-Beres dan Metode Merapikan karya Marie Kondo
  6. Goodbye Things Seni Hidup Minimalis Ala Orang Jepang karya Fumio Sasaki
  7. Suteru Gijutsu Seni Membuang Barang karya Nagisa Tatsumi
  8. Ikigai Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur Ala Orang Jepang
  9. Berani Tidak Disukai karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
  10. Berani Bahagia karya  Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
  11. The Book of Ikigai karya Ken Mogi
  12. Keajaiban Otak Kanan karya dr Shigeo Harayuma 
  13. Seni Hidup Bersaja karya Shunmyo Masuno
  14. Merakit kapal karya Shion Miura
  15. Keajaiban Toko Kelontong Namiya karya Keigo Higashino
  16. Pulau Sae karya Mizuki Tsujimura
  17. Convenience Store Woman | Gadis Minimarket karya Sayaka Murata
  18. The Traveling Cat Charonicles karua Arikawa Hiro
  19. Your Name karya Shinkai Makoto
  20. Kitchen karya Banana Yashimoto
  21. Mirai karya Mamoru Hosoda
  22. Freeter Membeli Rumah karya Arikawa Hiro
  23. Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi
  24. Twenty four eyes – Dua Belas Pasang Mata karya Sakae Tsuboi
  25. Pasta Kacang Merah karya Durian Sukegawa
  26. FUNICULI FUNICULA: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap karya Toshikazu Kawaguchi 

4 thoughts on “[Review Buku] Pembaca Bintang di Kedai Kopi Bulan Purnama karya Mochizuki Mai

  1. Sepertinya memang bonus di setiap bukunya ada postcard, punya saya sudah saya lepas dari bukunya. Lumayan bisa buat bookmark bacaan lain 🤭 tapi kurang tahu untuk cetakan selanjutnya, apakah masih ada atau nggak.

    Liked by 1 person

Leave a comment