[Review Buku] The Cat Who Saved Books karya Sosuke Natsukawa

“Buku memiliki jiwa. Buku yang disayangi akan selalu memiliki jiwa. Jiwa itu akan datang menolong pembacanya pada saat-saat berat.” (halaman 157)

“Buku mengajarkan kita untuk peduli pada orang lain. ” Buku diisi pikiran dan perasaan manusia. Orang-orang yang menderita, orang-orang yang sedih atau bahagia, tertawa penuh sukacita. Dengan membaca kata-kata dan kisah-kisah mereka, dengan mengalaminya bersama-sama, kita belajar tentang hati dan pikiran orang lain, bukan cuma hati dan pikiran kita sendiri. Berkat buku, kita bisa belajar tidak hanya tentang orang-orang di sekitar kita setiap hari, tetapi juga orang-orang yang hidup di dunia-dunia yang sama sekali berbeda.” (halaman 180)

Empati—itulah kuasa buku. (halaman 181)

Book details:

Judul bukuThe Cat Who Saved Books
PenulisSosuke Natsukawa
Alih bahasaLulu Wijaya
PenerbitPT. Gramedia Pustaka Utama
TerbitCetakan kedua, September 2023
Tebal200 hlm; 20 cm
ISBN978-602-06-7165-9
KategoriNovel 17+, Novel Terjemahan

Blurb:

Rintaro Natsuki hendak menutup toko buku bekas yang diwarisinya dari almarhum kakeknya. Tapi kemudian muncul seekor kucing entah dari mana. Kucing bernama Tiger ini mengajaknya untuk menyelamatkan buku-buku yang kesepian dan tidak dicintai. Buku-buku ini perlu dibebaskan dari para pemiliknya yang tak peduli.

Maka dimulailah petualangan mereka ke labirin-labirin aneh untuk membebaskan buku-buku. Mereka berjumpa bermacam-macam orang dalam perjalanan itu: ada pria yang membiarkan buku-bukunya mati di rak; ada pula penyiksa buku yang memotong halaman-halaman buku supaya orang-orang bisa membaca cepat; da nada penerbit yang hanya mau menerbitkan buku-buku laris.

Petualangan Rintaro dan si kucing berujung pada satu tantangan yang paling berat—hanya orang-orang yang paling berani sanggup masuk ke dalam dunia labirin terakhir.

Buku aslinya berjudul Hon o mamoro to suru neko no hanashi ini edisi aslinya diterbitkan oleh penerbit Shogakukan. Senang sekali akhirnya buku yang sudah jadi wish list book sejak bertahun-tahun silam akhirnya terbit terjemahan dalam bahasa Indonesia yang diterbikan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Buku ini berisi kisah tentang Rintaro yang ditinggal oleh kakeknya, kemudian dia bertemu kucing menggemaskan. Baru beberapa hari kakeknya meninggal, tetapi berkat kucing aneh tersebut, entah bagaimana Rintaro Natsuki mampu menemukan cahaya di tengah kegelapan sengsaranya. Itulah sesungguhnya hadiah yang diberikan oleh kucing itu.

Baca juga: hidup tenang dengan membaca buku resmi bukan bajakan

Hal-hal menarik dari buku The Cat Who Saved Books:

  • Cover-nya sungguh sangat menggemaskan, saya suka cover-nya bergambar kucing, gemoy banget.
  • Saya suka mantra kakeknya tentang buku: “Buku memiliki kuasa amat besar.”
  • Suka banget sama kalimat-kalimat positif yang sederhana tapi sangat menghangatkan buat saya. Seperti: “Terima kasih atas kesabaran kalian,” (halaman 31). “Buku adalah sahabat karibku,” (halaman 37). “Aku mencintai buku,” (halaman 38). “Buku memiliki kuasa amat besar.” (halaman 40). “Buku adalah harta berharga bagiku,” (halaman 43). “Kinerjamu sungguh luar biasa,” (halaman 51). “Terima kasih sudah bersabar,” (halaman 114). “Kudoakan kalian sukses selalu,” (halaman 138). “Aku menghargai bantuanmu,” (halaman 148).
  • Saya suka persahabatan  Rintaro Natsuki dengan Sayo. Mereka saling bantu.
  • Ceritanya juga menarik, cocok buat booklover sekaligus cat lover. Karena salah satu karakternya pecinta buku, dan ada kucing yang menggemaskan. Sejujurnya, sebagai pecinta buku dan penyayang kucing, ketika lihat judulnya saja saya sudah meronta-ronta pengen baca, hanya saja nunggu momentum kapan penerbit Indonesia menerjemahkan buku ini dari bahasa Jepang. Alhamdulillah, setelah penantian cukup lama tahun ini akhirnya terbitlah terjemahannya. Apalagi ditambah cover-nya yang kece begini, sudahlah ini tipikal buku yang patut dikoleksi. 😀
  • Gak nyangka, banyak kutipan-kutipan bagus yang relate dengan kehidupan saat ini, padahal buku aslinya dalam bahasa Jepang ini sudah cukup lama terbitnya.
  • Buku ini masuk salah satu buku favorit yang saya baca di tahun 2023.
  • Terjemahannya nyaman dibaca, terima kasih kepada yang sudah menerjemahkan buku ini.
  • Buat kamu yang suka litetur Jepang, buku ini rekomen banget untuk dibaca.

Baca juga: review buku How We Met

Karakter-karakter:

Rintaro Natsuki, Ryota Akiba, kucing bernama Tiger, Sayo Yazuki, dan lain-lain.

Pesan moral:

  • Jangan pernah merasa kesepian, ketika menghadapi masalah. Seperti yang disampaikan kucing bernama Tiger kepada Rintaro “Jangan menyerah pada rasa kesepian. Kau punya banyak teman yang memperhatikanmu,” (halaman 141)
  • Jangan menyakiti orang lain. “Jangan sakiti orang lain. Jangan menindas orang yang lebih lemah daripada kita sendiri. Bantu mereka yang membutuhkan. (halaman 181)
  • Harus percaya diri. “Percayalah pada dirimu sendiri.” “Belajarlah dengan keberanian di jalan yang telah kau pilih. (halaman 184)

Baca juga: review buku Death in Babylon, Love in Istanbul

Baca juga: review buku The Rights of The Husband and Wife

Berikut ini beberapa kutipan favorit saya dalam buku The Cat Who Saved Books:

  1. Kau tahu, berteman denganmu membantuku menemukan banyak sekali buku bagus. (halaman 11)
  2. “Ada cerita-cerita yang abadi, cukup kuat untuk bertahan dari zaman ke zaman. Bacalah buku-buku seperti itu banyak-banyak—buku-buku itu akan menjadi temanmu. Mengilhami dan menopangmu,” (halaman 16)
  3. “Dunia ini mendatangkan bermacam-macam rintangan untuk kita, kita dipaksa menanggung begitu banyak masalah berat. Senjata terbaik kita untuk melawan segala kepedihan dan kesulitan di dunia ini bukanlah logika atau kekerasan. Senjata terbaik kita adalah humor.” (halaman 23)  
  4. “Yah, kalau kuberitahukan sejak tadi, kau pasti tidak mau ikut. Kadang-kadang tidak tahu apa-apa itu lebih baik.” (halaman 26)
  5. “Para peneliti pada dasarnya tidak berbuat banyak pada hari ini selain membolak-balik buku pada akhirnya kehilangan seluruh kemampuan mereka untuk berpikir sendiri. Kalau tidak membolak-balik buku mereka tidak berpikir.” (halaman 36)
  6. “Buku telah menjadikanku seperti sekarang ini. Buku adalah sahabat karibku.” (halaman 37)
  7. “Buku-buku ini penting bagiku. Aku mencintai buku.” (halaman 38)
  8. “Buku memiliki kuasa amat besar.” Itu ungkapan kesayangan kakeknya. (halaman 40)
  9. “Buku adalah harta berharga bagiku. Aku membaca setiap buku dengan sangat berhati-hati, dan meletakkannya di dalam lemari kaca setelah selesai. Itulah bagian rutinitasku sehari-hari, dan memberiku kenikmatan yang besar.” (halaman 43)
  10. “Membaca banyak buku itu bagus, tetapi jangan salah,” (halaman 44)
  11. “Buku memiliki kuasa amat besar. Tetapi hati-hati. Bukulah yang memegang kuasa itu, bukan kau.” (halaamn 45)
  12. “Boleh-boleh saja membaca buku, tapi setelah selesai membaca, kau harus menapakkan kaki di dunia.” (halaman 46)
  13. “Di dunia sekarang ini, banyak hal yang seharusnya sudah jelas kini diputarbalikkan. Orang lemah dijadikan batu loncatan, dan mereka yang membutuhkan dimanfaatkan. Manusia terjebak dalam pola hidup ini. Tidak ada yang maju dan memerintahkan agar ini dihentikan.” (halaman 58)
  14. “Kalau sudah memulai sesuatu, jangan pernah menyerah di tengah jalan. (halaman 74)
  15. “Ada banyak sekali buku di dunia ini, tetapi kita manusia sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk membaca semuanya.” (halaman 79)
  16. Tiap kali pecinta buku berbicara tentang buku, wajah mereka seperti bercahaya. (halaman 102)
  17.  “Maaf kalau aku kedengarannya kurang sopan, tapi kakekku selalu mengajarkanku bahwa lebih baik memberitahu seseorang bahwa perilaku mereka tidak baik, walaupun dengan begitu kau membuat mereka marah.” (halaman 123)
  18. “Ini soal nuansa. Kalau kau benar-benar menganggap buku tak lebih dari sobekan kertas, kau mestinya sudah berhenti dari pekerjaan ini. Tetapi aku mendengar darimu bahwa kau berkomitmen mengubah bentuk buku agar buku tetap bertahan. Itu berarti kau menyukai buku.” (halaman 135)
  19. Jadi, lebih baik berhenti memikirkan uang dan sebagai gantinya mengobrol tentang buku-buku yang kit abaca hari ini. Seperti kau, aku percaya bahwa toko buku harus meraup keuntungan. Tetapi aku tahu bahwa ada hal yang sama pentingnya dengan mencari uang.” (halaman 136)
  20. “Yang diperlukan hanyalah belas kasihan,” (halaman 151)
  21. “Mampu mengucapkan kata-kata simpati dangkal dengan suara manis tidak membuktikan seseorang memiliki jiwa yang peduli dan penuh belas kasih. Yang penting adalah kemampuan berempati dengan manusia lain—mampu merasakan kepedihan mereka, berjalan mengiringi dalam penderitaan mereka.” (halaman 151)
  22. “Dalam kehidupan sehari-hari kita yang menyesakkan, kita begitu sibuk memikirkan diri sendiri sehingga kita berhenti memikirkan orang lain. Orang yang kehilangan hatinya sendiri tidak bisa merasakan kepedihan orang lain. Mereka berbohong, menyakiti orang lain, memanfaatkan orang-orang yang lemah sebagai batu pijakan untuk maju—mereka tidak lagi merasakan apa pun. Dunia kini sudah dipenuhi orang-orang semacam itu.” (halaman 151)
  23. “Aku sungguh menghargai segala yang telah kauperbuat untukku.” (halaman 158)
  24. “Orang tidak perlu otak untuk menjadi orang baik. Malah menurutku kadang-kadang sebaliknya. Coba cari orang yang benar-benar pintar, dan biasanya dia bukan orang baik,” (halaman 163)
  25. “Buku bisa memberi kita pengetahuan, kebijaksanaan, prinsip, pandangan tentang dunia, dan masih banyak lagi. Suka cita karena baru mengetahui sesuatu yang tadinya tidak kita ketahui, dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang baru terasa mendebarkan. Tetapi entah mengapa aku percaya bahwa buku memberi kita sesuatu yang lebih penting dari itu.” (halaman 179)
  26. “Kalau kau sulit membacanya, berarti itu karena buku itu berisi sesuatu yang baru bagimu. Setiap buku yang sulit menawarkan tantangan baru untuk kita. (halaman 192)
  27. “Kalau kau bisa membaca sebuah buku dengan mudah, berarti isinya hal-hal yang sudah diketahui.” (halaman 192
  28. “Aku akan berusaha keras.” (halaman 199)

Tentang Penulis:

Sosuke Natsukawa adalah seorang dokter di Nagano, Jepang. Buku pertamanya, Kamisama no karute (‘God’s Medical Records”), novel yang terinspirasi dari pengalamannya bekerja sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit kecil, memenangkan Shogakukan Fiction Prize dan mendapat tempat kedua di Japan Bookseller Awards. Buku itu terjual lebih dari 1,5 juta eksemplar dan diadaptasi menjadi film yang laris di Jepang.

Happy reading! 🙂

Note: buku ini beli di Gramedia Official Store

Jika tertarik dengan buku-buku literatur Jepang, silakan bisa baca berikut ini:

  1. Mukjizat Enzim
  2. Terapi Enzim 7 Kunci Rahasia Menuju Hidup Sehat
  3. Hello, Habits karya Fumio Sasaki
  4. Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan karya Tsuneko Nakamura dan Hiromi Okuda
  5. The Life Changing Magic of Tidying Up Seni Beres-Beres dan Metode Merapikan karya Marie Kondo
  6. Goodbye Things Seni Hidup Minimalis Ala Orang Jepang karya Fumio Sasaki
  7. Suteru Gijutsu Seni Membuang Barang karya Nagisa Tatsumi
  8. Ikigai Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur Ala Orang Jepang
  9. Berani Tidak Disukai karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
  10. Berani Bahagia karya  Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
  11. The Book of Ikigai karya Ken Mogi
  12. Keajaiban Otak Kanan karya dr Shigeo Harayuma 
  13. Seni Hidup Bersaja karya Shunmyo Masuno
  14. Merakit kapal karya Shion Miura
  15. Keajaiban Toko Kelontong Namiya karya Keigo Higashino
  16. Pulau Sae karya Mizuki Tsujimura
  17. Convenience Store Woman | Gadis Minimarket karya Sayaka Murata
  18. The Traveling Cat Charonicles karua Arikawa Hiro
  19. Your Name karya Shinkai Makoto
  20. Kitchen karya Banana Yashimoto
  21. Mirai karya Mamoru Hosoda
  22. Freeter Membeli Rumah karya Arikawa Hiro
  23. Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi
  24. Twenty four eyes – Dua Belas Pasang Mata karya Sakae Tsuboi
  25. Pasta Kacang Merah karya Durian Sukegawa
  26. FUNICULI FUNICULA: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap karya Toshikazu Kawaguchi 
  27. Review Buku Days At Morisaki Bookshop
  28. Review Buku What are you looking for is in The Library
  29. Review Buku The Cat Who Saved Books

2 thoughts on “[Review Buku] The Cat Who Saved Books karya Sosuke Natsukawa

Leave a comment