[Review Buku] Sangkakala di Langit Andalusia karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

“Justru ketika kau ingin menjadi patriot ilmu, maka Qur’anlah dasar ilmunya. Kau tak harus menghafalkannya. Tapi mempelajarinya, lebih penting lagi mengamalkannya.” (halaman 44)

 “Sejarah bukan ditulis untuk pihak yang kalah. Tapi kebenaran sejarah akan menemukan jawabannya sendiri.”—Yaseen (halaman 375)

Book details:

JudulSangkakala di Langit Andalusia
PenulisHanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
PenerbitRepublika Penerbit
TerbitCetakan I, Juli 2022, Cetakan III Juli 2023
Tebal13,5 x 20,5 cm; xii + 472 hlm.
ISBN978-623-279-143-5
KategoriRemaja 15+, Novel history fiction

Blurb:

Setelah hampir depalab abad Islam berdaulat di Andalusia, penaklukan oleh Isabella dan Fedinand menjadikan muslim terusir dari negerinya.

Rammar Ibnu Baqar, pemuda yatim piatu penghafal Qur’an terakhir di Andalusia meretas jalan panjang mencari jawaban mengapa dirinya selamat dalam pertempuran yang membinasakan ayah-ibunya. Ia diuji antara memenangkan perang melawan inkuisitor Ximenes de Cisneros atau melawan kemelut umat hari itu.

Perjalanan muhibah Hanum dan Rangga menelusuri jejak Rammar dan keluarganya, silang selimpat dengan perjuangan muslim yang tersisa dalam mencapai tujuan hingga tiba dalam sebuah terminal; kematian atau kebangkitan?

“Buku ini mengingatkan kita agar tak pernah melupakan sejarah. Sebuah aset ide dan gagasan dalam industry kreatif Indonesia.”—Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

“Membaca novel ini, kita seperti terisap pada masa-masa keemasan Andalusia hinga keruntuhannya. Ada banyak hikmah yang bisa kita teladani dari sini.”—Anis Baswedan, GUbernur DKI Jakarta

“Pena takdir menampilkan Andalusia di masa lalu demi mengantarkan nama baru di masa depan, Indonesia.”—Ustadz Adi Hidayat, Ulama dan Penulis

“Hanum dan Rangga meracik epik seorang hafiz Qur’an terakhir di Andalusia. Penuh ibrah sejarah yang tak boleh terlupa.”—Asma Nadia, Penulis

baca juga: hidup tenang dengan mengonsumsi buku original bukan bajakan

Buku ini, salah satu buku yang sangat saya tunggu dari penulis Mbak Hanum dan Mas Rangga. Meskipun cukup lama menunggu, alhamdulillah beruntung sekali akhirnya saya bisa baca novel berlatar belakang sejarah ini. Jika kamu penyuka sejarah, terutama sejarah Islam, membaca buku ini sangat bergizi untuk dibaca

Mengisahkan tentang penghafal Al-Quran di Andalusia. Ditulis dengan hasil kajian luar biasa yang akan membawa pembacanya menelusuri sudut sejarah di masa lampau, ratusan tahun lalu.

“Rabbaka fa kabbir—Agungkanlah Tuhanmu.”

“Kullun fii fallakin—Masing-masing dalam garis edarnya.”

“Dan lipat gandakan kesabaranmu. Kuatkanlah ikatan kalian. Bertakqwalah kepada Allah, niscaya kalian akan menang.”

1492 M, menandai berakhirnya peradaban Islam di Andalusia setelah 781 tahun lamanya semenjak pembebasan oleh Thariq bin Ziyad (711 M), melalui jatuhnya  Islam di Spanyol tersisa Kerajaan Gharbata. Menjelang dua tahun itu, dua kerajaan Kristen yang telah lama berkonflik yaitu kerajaan Aragon dan kerajaan Kastilia, bersatu. Persatuan itu ditandai dengan pernikahannya Ratu Isabella dari kerajaan Kastilia dengan Raja Ferdinand dari kerajaan Aragon.

Pada waktu bersamaan, di pihak Islam sedang terjadi perebutan kekuasaan antara Ali bin Sa’ad bun Muhammad Al-Ahmar dan Abu Abdillah Muhammad atas kerajaan Gharnata. Celah perpecahan di kalangan Islam ini menjadi momentum bagi Isabella dan Ferdinand untuk memanfaatkan celah demi memuaskan kepentingan utamanya di Andalusia untuk merebut kembali Andalusia.

Kisah dalam novel ini berawal dari peristiwa setelah penyerahan kekuasaan di Gharnata (sekarang Granada) dari Boabdil (Abu Abdillah Muhammad XII) ke Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Pemegang kekuasaan yang baru ini menjanjikan “convivencia” (harmoni dan keragaman) yang telah dijalankan sejak dulu akan tetap dijalankan. Namun, dalam perkembangannya perjanjian tersebut dilanggar oleh mereka melalui berbagai tindakan kekerasan atas nama agama yang dipimpin oleh panglima tertinggi inkuisitor kepercayaan mereka, Ximenes de Cisneros (Fransisco Jimenez de Cisneros).

Baca juga: review buku Secret of Divine Love

Hal-hal menarik dari buku Sangkakala di Langit Andalusia:

  • Buat saya bukunya ini page turner. Baca buku-buku karya Mbak Hanum itu memanglah bikin saya semangat baca, dan ingin segera menuntaskan bukunya setebal apapun halaman yang tersaji, tak berasa tahu-tahu sudah berada di ujung halaman.
  • Sebagai penikmat karya-karya Mbak Hanum, menurut saya buku ini salah satu buku terbaiknya Mbak Hanum. Emosinya dapet banyaaaaaak. Campur aduk.
  • Sudut pandang yang digunakan dalam cerita di buku ini sangat unik, menggunakan beberapa sudut pandang, yaitu sudut pandang dari para penghafal Al-Quran, para hafiz yang tersisa dari reruntuhan peradaban Andalusia, yaitu: Baqar, Alris, Houda bin Habibullah, Mirriam Nunez, dan Rammar bin Baqar.
  • Para hafiz adalah orang-orang terpilih yang dipercaya untuk memecahkan teka teki nubuat yang dikeluarkan oleh seorang mantan penasihat Sultan Boabdil bernama Al-Mansoor. Nubuatnya sendiri berisi tentang penyelamatan muslim-muslim Andalusia yang tersisa, siapa penyelamatnya, kapan dan di mana tempatnya. Sungguh teka-teki yang sangat sulit untuk dipecahkan. Hanya satu yang istimewalah yang mampu memecahkan misteri dari teka-teki tersebut.
  • Bagian wasiat-nya Mansoor yang menjadi teka-teki bertahun-tahun ini, bagian yang sangat seru, karena kita pembacanya juga akan ikut berpikir keras siapa yang pantas, dan bagaimana menyelesaikan misinya. Teka-tekinya sungguh sangat cerdas, hanya saja mengurai banyak misteri, sayangnya dihiasi oleh pengkhianatan, pokoknya campur aduk banget perasaan ini. 
  • Yang tidak kalah menarik mengenai gaya bercerita dalam novel ini adalah kisah sejarah yang dipadukan dengan perjalanan menelusuri jejak-jejak peradaban Andulisia di Spanyol masa kini. Kisah tersebut menggunakan sudut pandang Mbak Hanum dan Mas Rangga sebagai tokoh-tokohnya seperti novel-novel mereka sebelumnya. Menelusuri keberadaan cawan suci, penjara San Jorge, Mezquita Catedral, makam Raja Ferdinand dan Ratu Isabella, hingga mengunjungi Alhambra di mana jejak-jejak Islam dalam bentuk ukiran-ukiran arab masih terpatri hingga kini di istana Alhambra.
  • Hal menari lainnya adalah perpaduan sudut pandang agama (Al-Qur’an), dan sains (ilmu astronomi) dalam memecahkan teka-teki nubuat melalui karakter Rammar dan Miriam, terutama saat menemukan petunjuk pertanyaan kapan penyelamatan itu terjadi. Waktu itu, Miriam menggunakan catatan-catatan Al Zarqali, seorang ahli falak muslim yang menemukan fakta kalau ortbit benda-benda angkasa berbentuk elips, bukan lingkaran.
  • Sungguh nyesek sekali dada saya. Biasanya saya paling penasaran tempat-tempat sejarah krn ini novel ini tuh kayak kita diajak travel time ke abad 15/16. Saya gak sanggup menginjak kaki di tanah yg dikuasai Isabella dan Ferdinand. Perih banget sejarahnya.
  • Surprise ini manuskrip Yaseen baru pertama kali saya baca bahwa ada Hafiz yg menyelamatkan bumi Andalusia.
  • Teka teki Masroor dan Al Fatih, menakjubkan. Keren banget, sungguh gak ketebak.
  • Di buku ini bagian yg paling merinding tentang munafik. Bahkan ada surat khusus Al Munafikun. Buku ini jadi refleksi ke diri sendiri apakah sebagai muslim saya menjalankan perintah Allah atau secara gak sadar jadi orang munafik. Ngeri banget ya Allah. Semoga kita dijauhkan dari godaan setan yang memporakporandakan iman dan bisa menggiring muslim jadi munafik.
  • Bagaimana persahabatan dan persaudaraan yang berujung pada pengkhianatan, sungguh akan mencabik-cabik hati dan emosi pembacanya. Benar-benar nggak nyangka banget, pengkhianatnya sungguh plot twist.
  • Setiap rentetan kata maupun peristiwa yang tersaji di buku ini. membuat pembacanya akan turut dalam terang dan gelapnya sejarah Andalusia.
  • Banyak sekali kutipan yang penuh makna dan memotivasi pembacanya, sekaligus menjadi bahan renungan, baik dari segi penghafal Al-Quran, juga hal-hal yang bisa kita pelajari dan dijadikan belal kehidupan. Saya pribadi bisa banyak belajar dari karakter Rammar.
  • Dalam buku ini, saya sangat menyukai metode yang digunakan oleh Al Mansoor dalam mengajarkan kepada para muridnya, “Mansoor selalu meminta kepada anak didiknya untuk menuliskan kembali apa yang telah mereka hafal dalam lontar-lontar putih. Ini adalah metode terbaik untuk memelihara hafalan mereka, agar tidak tersimpan dalam imajinasi namun terdokumentasi. Mereka dilarang menyalinnya dari Al-Quran melainkan langsung dari isi kepala. Sehingga mereka tak hanya menghafalkan bacaan namun juga tulisannya tanpa keliru satu huruf pun. Ini adalah pekerjaan yang lebih rumit dari menghafal. Dengan cara ini Mansoor menjaga Qur’an agar tidak punah dari Andalusia,” (halaman 118).
  • Di bagian akhir, buku ini dilengkapi jejak kronologis, dan kaya akan referensi.
  • Kalau kamu suka novel berdasarkan sejarah, buku ini bisa menjadi referensi bacaanmu. Masuk dalam salah satu buku favorit yang saya baca di tahun 2023.

Baca juga: [Review Buku] The Rights of The Husband and Wife karya Syakh Abdul Hadi al-Kharsah

Karakter-karakter dalam buku:

Rammar Ibnu Baqar (Hafiz terakhir di bumi Andalusia, pejuang Almohad), Ubay Ibnu Nashir, Habibullah. Al-Mansoor, Al Fatih, Baqar, Alriq, Houda bin Habibulla atau Diego Constancio, Fruela Nunez, Miriam atau Maria Conviventia, Ratu Isabella, Raja Ferdinand, Ximenes de Cisneros (Fransisco Jimenez de Cisneros). Yaseen, Jimenez, Hanum dan Rangga.

Setting: di Spanyol yaitu di wilayah Madina Az Zahra, Ishbiliya, Gharanata, Valencia, Konstantinopel – Istanbul, Kepulauan Balearic, Teluk Cartagena, Alhambra, Capilla Real, La Madraza de Granada, Plaza Bib Rambla dll.

Baca juga: review buku FiHi Ma FiHi

Berikut ini beberapa kutipan favorit saya dari buku Sangkakala di Langit Andalusia:

  1. Jadilah seorang pemuda yang selalu berpegang teguh pada Al-Quran. (halaman 75)
  2. Apa pun yang terjadi di masa yang akan datang, ketika semua tak bisa lagi seiya sejalan, selalu berpeganglah pada tali Allah. (halaman 75)
  3. “Murid-muridku, ingatlah, tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah daripada Al-Quran. Jika kalian benar-benar mencintai Al-Quran, tak hanya dibaca dan dihafal, tapi jiwailah nilai-nilai di dalamnya, terapkan dalam kehidupan, niscaya Al-Qur’an akan melindungimu.” (halaman 117)
  4. “Sememtara sabar adalah rencana matang dari Allah.” (halaman 146)
  5. “Dan lipat gandakan kesabaran. Kuatkanlah ikatan kalian. Bertaqwalah pada Allah niscaya kalian menang.” (halaman 147)
  6. Harga yang begitu mahal untuk sebuah pemahaman. Pemahaman yang dalam tak serta-merta hadir. Membutuhkan proses yang menekuk ruang, melibas waktu, menguras energi, dan meluka rasa. Semuanya merangkum momentum berjuluk sejarah. (halaman 158)
  7. Engkau yang setiap hari membaca Qur’an, seharusnya bisa menahan amarah. Dendam dan amarah hanya menjadi karpet merah syaitan. (halaman 261)
  8. “Rammar, bagi seorang pejuang, seorang penghafal Qur’an tidak ada seharusnya. Kau tahu kan, kata-kata berandai adalah membuka pintu setan.” (halaman 298)
  9. “Segala sesuatu yang bergerak di alam semesta seakan bebas, acak, tak berpola, namun sesungguhnya takdir Allah telah membuat alam semesta beserta isinya mengitari garis edar, bertawaf pada-Nya. Termasuk manusia, meskipun dengan segala iradah dan mencari kebebasan, mereka tidak pernah bisa mengingkari hakikatnya: panggilan untuk patuh pada keteraturan. Sebagaimana organ-organ semesta, matahari, bulan, bumi, dan seluruh isinya tampak tak beraturan dan tersentak, namun sejatinya semua bergerak dalam orbit yang teratur. Seperti cincin.” (halaman 313-314)
  10. Dari ketiga tipe manusia yang dipaparkan Al-Baqarah dan seluruh badan Al-Quran, munafik adalah tipe yang dijabarkan paling panjang dan mendalam daripada mukmin dan kafir. Bahkan Tuhan membuat sebuah surat khusus, Al Munafiqun. Sebab manusia-manusia seperti ini bermuka dua atau bahkan lebih dari dua. Menjadikan sumpah serapah mereka bagai perisai. Mencari pembanaran bukan kebenaran. (halaman 323)
  11. “Keyakinanku tidak pernah mengajarkan membantai orang-orang tidak berdosa.” (halaman 354)
  12. Ia tak menduga ‘wanitanya’ benar-benar mengorbankan diri. Menaruh cintanya pada kemanusiaan di atas cintanya pada seorang manusia. (halaman 357)
  13. Arsitektur Islam setahuku tak pernah mengetengahkan peraga manusia, binatang, atau benda hidup di dalam masjid. Seperti di Alcazar, wangsa Almohad lebih tertarik dengan mosaik dan ornament berbentuk geometri yang simetris. Mengandung falsafah mendalam tentang kehidupan manusia. (halaman 370)
  14. “Orang-orang zaman dahulu sering menyindir diri mereka dengan karya seni. Yang penting dalam kehidupan itu isinya. Bukan kemasannya. Prosesnya, bukan capaiannya. Meski kerang memiliki bungkus kulit yang buruk, namun saat mereka mati kita bisa menemukan mutiara dalam badannya. Di mimbar tempat imam berdiri lah para makmum mendengarkan ‘mutiara’ dari khutbah para khatib,” ujar Yaseen. (halaman 370)
  15. Kami malu dengan makhluk bernama kerang. Bagaimana Allah menciptakan makhluk beraneka ragam, dengan warna, bentuk sekaligus atributnya. Sesungguhnya hanya untuk satu tujuan. Agar manusia belajar darinya. Terlalu banyak manusia berlomba-lomba menggosok bungkus kehidupan, namun isi hidupnya berkarat. Mengumpulkan benda, materi, kuasa, dan kesenangan lalu dipamerkan. Mengharap ridho manusia, menelantarkan ridho ilahi. (halaman 370)
  16. “Kalian harus menyelamatkan saudara-saudara kita. Menyelamatkan tanpa setetes darah tumpah, kecuali terpaksa.” (halaman 377)
  17. Pertolongan Allah bertajuk ma’unah, datang tepat waktu. (halaman 395)
  18. Hari ini, detik ini, ia harus hijrah sejauh-jauhnya. (halaman 428)
  19. Ia hidup untuk mengabdi pada tauhid. Berpegang pada tali Allah. (halaman 428)
  20. Sejarah bukan ditulis untuk pihak yang kalah. Tapi kebenaran sejarah akan menemukan jawabannya sendiri.—Yaseen (halaman 375)

Baca juga: review buku How We Met

Tentang duo penulis suami istri yang karya-karyanya mengagumkan.

Hanum Salsabiela Rais, adalah putri kedua Amien Rais, lahir dan menempuh pendidikan di Yogyakarta hingga mendapat gelar Dokter Gigi dari Universitas Gadjah Mada, namun justru mengawali kariernya sebagai jurnalis dan reporter-presenter di Trans TV.

Tinggal di Austria selama 3,5 tahun bersama suaminya. Pernah bekerja sebagai jurnalis dan video podcaster di Executive Academy Vienna, dan tercatat sebagai korensponden untuk detik.com. Tahun 2013 terpilih menjadi duta perempuan Indonesia untuk Youth Global Forum di Suzuka, Jepang, oleh    Honda Foundation.

Bukunya Berjalan di Atas Cahaya mendapat apresiasi Buku Non Fiksi Terfavorit 2013 oleh Goodreads Indonesia. Film 99 Cahaya di Langit Eropa 1 dan 2 yang skenarion filmnya ditulis sendiri olehnya dan suami, mendapatkan apreasiasi dari 1,9 juta penonton versi filmindonesia.or.id. 99 Cahaya di Langit Eropa meraih Book of The Year 2014 IKAPI dan Bulan Terbelah di Langit Amerika menjadi best seller Gramedia tahun 2015, serta meraih penghargaan dari Goodreads Indonesia sebagai Fiksi Terfavorit.

Buku-buku yang telah diterbitkannya antara lain: Menapak Jejak Amien Rais: Persembahan seorang Putri untuk Ayah Tercinta (2010), 99 Cahaya di Langit Eropa (2011), Berjalan di Atas Cahaya (2013), Bulan Terbelah di Langit Amerika (2014), Faith and The City: Hanum dan Rangga (2015) juga telah difilmkan tahun 2018, serta Sangkakala di Langit Andalusia (2022) adalah karya terbarunya yang ditulis bersama sang suami.

Rangga Alhamahendra adalah suami Hanum Salsabiela, teman perjalanan sekaligus penulis kedua buku ini. Menamatkan pendidikan dasar hingga menengah di Yogyakarta, kemudian berkuliah di Institut Teknologi Bandung, dan S2 di Universitas Gadjah Mada, di keduanya ia lulus dengan predikat summa cumlaude. Memenangkan beasiswa dari pemerintah Austria untuk studi S3 di WU Vienna, Rangga berkesempatan berpetualang bersama istrinya menjelajah Eropa dan Amerika. 

Happy reading! 🙂

Silakan baca juga buku-buku yang sudah saya review :

  1. Review Buku FiHi Ma FiHi
  2. Review Buku Terapi Rumi Dari Era Pengetahuan ke Era Kebijaksanaan
  3. Review Buku Kimbab Family (Bukan) Kisah Drama Korea
  4. Review Buku Death in Babylon Love in Istanbul
  5. Review Buku Hygge Seni Hidup Bahagia Ala Orang Denmark, Penulis Denmark
  6. Review Buku Lagom Rahasia Hidup Bahagia Orang Swedia: Lola A. Akerstrom
  7. Review Buku La Tahzan—Jangan Bersedih
  8. Review Buku Di Bawah Langit Putih
  9. Review Buku How to Avoid Climate Disaster
  10. Review Buku A Mathematician’s Apology
  11. Review Buku The Little Book of Life Hacks
  12. Review Buku The Will To Meaning
  13. Review Buku Finding Sisu
  14. Review Buku Walden
  15. Review Buku Educated – Terdidik
  16. Review Buku The Danish Way of Parenting
  17. Review Buku Play The Danish
  18. Review Buku Niksen Rahasia Hidup Bahagia Tanpa Melakukan Apa-Apa
  19. Review Buku Amalan Ringan Paling Menakjubkan
  20. Review Buku Mental Theurapeutics
  21. Review Buku Seni Hidup Minimalis
  22. Review Buku Tak Masalah Jadi Orang Introver
  23. Review Buku Hello, Habits
  24. Review Buku Seni Hidup Bersahaja
  25. Review Buku Keajaiban Otak Kanan
  26. Review Buku Mukjizat Enzim
  27. Review Buku Terapi Enzim
  28. Review Buku Merakit Kapal
  29. Review buku Kitchen
  30. Review Buku Freeter Membeli Rumah
  31. Review Buku Mirai
  32. Review Buku Bochan
  33. Review Buku Twenty Four Eyes
  34. Review Buku Funiculi Funicula
  35. Review Buku Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap
  36. Review Buku Pasta Kacang Merah
  37. Review Buku Pembaca Bintang di Kedai Kopi Bulan Purnama
  38. Review Buku The Time When We Walk Together : Lee Kyu Young
  39. Review Buku The Little Book of Skincare
  40. Review Buku Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang
  41. Review Buku Hidup Apa Adanya
  42. Review Buku Nyaman Tanpa Berpikir Lebih
  43. Review Buku Aku Bukannya Menyerah Aku Sedang Lelah
  44. Review Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa
  45. Review Buku Sebenarnya Aku Sedang Tidak Baik-Baik Saja
  46. Review Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan
  47. Review Buku Aku Ingin Pulang meski Sudah di Rumah
  48. Review Buku Menyakitkan, tapi tak seburuk yang kupikirkan
  49. Review Buku Minimarket Yang Merepotkan
  50. Review Buku Nunchi Seni Membaca Pikiran dan Perasaan Orang Lain Rahasia Hidup Bahagia dan Sukses dari Korea
  51. Review Buku Tenang, Semua Akan Baik-Baik Saja
  52. Review Buku Kepribadian Berdasarkan MBTI
  53. Review Buku Love for Imperfect Things: Mencintai Ketidaksempurnaan
  54. Review Buku Every Day Is Sunny Day When I’m With You eview Buku Happiness is homemade
  55. Review Buku Discovering Uzbekistan
  56. Review Buku Amazing Japan
  57. Review Buku Insecure is My middle name
  58. Review Buku Loneliness is My Best Friend
  59. Review Buku Unbelievable Japan 1
  60. Review Buku Unbelievable Japan 2
  61. Review Buku Unbelievable Japan 3
  62. Review Buku Masih Belajar
  63. Review Buku Dari Toko Buku ke Toko Buku : Muthia Esfand
  64. Review Buku Janji (unedited version)
  65. Review Buku When everything took a turn for the worse
  66. Review Buku The Conference of The Bottle Tops
  67. Review Buku Si Putih
  68. Review Buku Lumpu
  69. Review Buku Sun
  70. Review Buku Malam yang Menegangkan
  71. Review Buku Apel Emas
  72. Review Buku Janji
  73. Review buku The Lazy Koala
  74. Review Buku Bibi Gill [unedited version]
  75. Review Buku Bedebah di Ujung Tanduk
  76. Review Buku Si Anak Savana
  77. Review Buku Bibi Gill
  78. Review Buku Sagaras
  79. Review Buku Sesuk
  80. Review Buku Rasa
  81. Review Buku Matahari Minor
  82. Review Buku Tanah Para Bandit
  83. Review Buku Hello
  84. Review Buyku Yang Telah Lama Pergi
  85. Review Buku ILY
  86. Review Buku Skenario Terindah
  87. Review Buku Cerita-Cerita Makanan
  88. Review Buku Generasi 90
  89. Review Buku Aidoru no Sekai ni Yoroshiku.
  90. Review Buku Bokutachi no Unme
  91. Review Buku I feel better when I’m with you
  92. Review Buku Fly Him To The
  93. Buku Resign
  94. Review Buku Home Sweet Loan
  95. Review Buku Days At Morisaki Bookshop
  96. Review Buku What are you looking for is in The Library
  97. Review Buku How We Met
  98. Review Buku Secret of Devine Love
  99. Review Buku The Rights of The Huusband and Wife

Leave a comment